Sabtu, 14 Juli 2012

Menikah? Siapa Takut?

Assalamu'alaikum  wr. wb.
Bismillahirrahmanirrahim


Siapa yang ingin menikah?
Setiap orang normal memimpikan hal itu, terlebih bagi mereka yang sudah berusia lebih dari cukup, dan tentunya sama lawan jenisnya, karena menikah itu sunnah yang sangat dianjurkan.
Saya sering ngobrol atau menanyakan perihal menikah ini. Bila kita bertanya atau ditanya, apakah siap menikah? Lebih dari 90% jawabannya : "Saya belum siap!"
Lalu kapan siapnya? Apakah nunggu MBA? Naudzubillah...

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang menjawab "Saya belum siap!" Padahal sudah cukup umur menjadi seorang suami/istri. Dan yang terbanyak alasan adalah masalah rezeki.
Menikah, mau tidak mau, siap tidak siap adalah hal yang harus dijalankan. Rezeki itu Allah swt yang mengaturnya. Setiap makhluk hidup memiliki takdir atas rezekinya masing-masing.
Pertanyaannya : Apakah kita sudah tidak percaya kepadaNya?
Dalam hal pernikahan ini, Rasulullah saw. secara tegas menolak seorang sahabat bernama Utsman bin Madh'un untuk hidup membujang, karenanya beliau adalah orang yang akan berdiri (menyanggupi/mengizinkan) apabila beliau dimintai izin oleh Utsman karena alasan menikah. (lihat HR. Bukhari)
Jujur saja, ketidaksiapan menikah pun pernah saya alami. Alasannya memang tidak ada, hanya keteguhan hati yang memang merasa belum siap. Tapi ketika pernikahan itu saya jalankan, semuanya tidak ada masalah, hanya perubahan status saja dari seorang bujangan menjadi suami. Dan perubahan dalam surat kependudukan.
Bahkan menikah itu asyik. Kita bisa saling berbagi, saling memberi dan menerima, merasa diri ini berarti karena adanya saling membutuhkan. Istri membutuhkan perlindungan suami, dan suami membutuhkan tempat untuk "share" disaat permasalahan mendera.
Menikah juga menjadikan sesuatu yang asalnya merupakan dosa besar (zina), menjadi sesuatu yang halal, karena sebuah proses yang dilalui melalui ikatan suci yang bernama akad nikah. Sebuah perjanjian yang langsung diridhoi Allah swt dan atas nama Allah swt.

Saya kadang miris ketika pulang kerja melihat beberapa pasangan non mahrom (anak SMU) di Jl. Kartini, Kota Cimahi (belakang Taman Kartini - dekat RS Dustira) saling bergandengan, berpegangan, bahkan salah satu atau keduanya memeluk pasangan atau saling berpelukan.
Rupanya konsep liberalisasi dalam hal hubungan ta'aruf pasangan berbeda itu begitu melampaui batas akibat liberalisasi media hiburan yang tidak bisa meredam norma dengan suguhan yang tidak islami, bahkan peredaran film porno serta akses pornografi yang angkanya cenderung meningkat.
Saya yakin, tidak ada satu pun orang tua yang tidak malu apabila anak gadisnya hamil duluan (sebelum menikah), atau anak lelakinya menghamili anak orang. Pastilah akan malu.
Islam telah memberikan rambu khusus masalah ini yaitu dengan menikah atau berpuasa. Ini semata untuk menjaga atau mengurangi syahwat yang haram.

Bagaimana memilih pasangan yang sebaiknya?
Karena saya seorang laki-laki, saya akan bicara dari sudut pandang laki-laki juga. Nah, apa saja yang harus dijauhkan dalam meminang wanita?
1. Menikah karena harta wanita
Barangsiapa yg menikahi seorang wanita karena harta dan kecantikan, niscaya Allah swt. akan melenyapkan harta dan kecantikannya.
2. Menikah karena status sosial
Barangsiapa menikahi seorang wanita karena kebangsawanannya, niscaya Allah swt. tidak akan menambah, kecuali kehinaannya.
3. Menikah karena kecantikan wanita pasangannya
Barangsiapa menikahi seorang wanita karena ingin kecantikannya, mungkin hal itu akan membawa kerusakkan bagi mereka sendiri.

Jadi, untuk memilih seorang wanita, nikahilah pasangan kita dengan dasar agama. Karena harta, status sosial dan kecantikan hanya akan membawa kita pada kesombongan.

Bagaimana halnya dengan meminang pasangan kita?
Menurut sebagian pendapat ulama, melihat wanita yang akan kita pinang itu hukumnya sunat.
Apabila seorang diantara kamu meminang, kiranya dia dapat melihat wanita itu, hendaklah dilihatnya dengan tujuan untuk bertambah keinginan kepada perkawinan.

Yang merasa diri "jomblo" jangan berkecil hati. Ingat bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya. Dan Allah menciptakan segalanya berpasangan.
Lihat dan fahami QS. Ar-Rum:21- Diantara kekuasaan Alloh diciptakan untukmu istri2 dari jenismu sendiri supaya tentram dan ada kasih sayang. Dan itulah tanda-tanda kekuasaan Allah swt. bagi orang yang berfikir.

Kriteria apa saja dalam mencari pasangan (wanita) yang menurut Islam adalah paling baik?
Baik, kita bikin kalkulasi aja ya, biar yg cewek juga ikutan ngerti dan ikut introspeksi diri :D
Bila kita memilih wanita karena agamanya (sholihah, santun & pandai menjaga diri), kita akan mendapat nilai 1 (satu). Terlihat kecil ya?
Kalau begitu, mari kita tambahkan. Setelah wanita itu sholihah dan mendapat nilai 1, maka kita tambah kriteria wanita kita berwajah yang cantik dengan menyimpan angka 0 (nol) dibelakan angka sebelumnya, sehingga menjadi 10 (sepuluh). Berlipat kan nilainya? Apa masih kurang?
Baik, kita tambahkan lagi. Ternyata kita menginginkan juga wanita yang "gaul", pinter dan terpelajar. Nah, kita kasih juga tambahan 0 dibelakangnya jadi 100. Wow! Makin oke tuh cewek. Apa cukup? Kita belum puas! Iya deh, manusia memang tidak pernah merasa puas.
Kita tambah lagi wanita yang kita inginkan itu setelah sholihah, cantik dan pintar, kita tambah dengan wanita yang kita inginkan yaitu kaya (berharta). Maka kita tambahkan lagi 0-nya menjadi 1000. Mantap :D
Eh, tapi masih ada nih yang belum puas!
Baik, kita tambah dengan wanita yang kita idamkan itu seorang wanita yang beken atau terkenal atau istilahnya publik pigure, boleh dibilang selebritis, lah! Maka kita tambahkan lagi 0-nya jadi 10000.
Nah lho, masih ada yang kurang. Ya deh, dan seabreg kelebihan lainnya tentang cewek kita itu maka kita tambahkan saja dibelakang nilai sebelumnya dengan angka 0 biar makin oke nilainya. Jujur, saya aja mau tuh kriteria yang sempurna itu. Dan tidak mustahil nilai wanita bakal nambah sejuta, semilyar bahkan sampai setrilyun dengan banyak digit.
Tapi coba kita perhatikan, apabila ternyata wanita itu tidak sholehah, maka hanya angka 1 yang hilang. dan yang tersisa cuma rentetan angka 0. Maka, mana nilai yang paling baik?
Nah, apalah arti cantik, pintar, kaya, terkenal, dan lain-lain kalau ternyata wanita yang kita sayangi lemah imannya, terlebih tidak bisa jaga kehormatannya. Bagaimana mungkin saat menikah nanti dia bisa menjaga dirinya serta kehormatan keluarganya apabila dari sebelumnya tidak dilandasi dengan iman.
Mending kita singkirkan saja segala kriteria yang tidak penting itu. Kalau sudah ta'aruf, ada baiknya bilang orang tua kita (apabila masih memiliki) untuk meminang wanita pujaan kita supaya aman.
Status pacaran itu sangatlah tidak nyaman. Mau ciuman takut ketahuan, apalagi lebih. Kalaupun dilakukan, begitu bejatnya iman pasangan itu. Mereka saling bergandengan tangan, berpelukan di pinggir jalan seakan seperti orang yang tidak memiliki rumah atau bahkan seperti gelandangan yang mencari "sesuatu".
Memilih pria atau wanita itu ibarat memilih susu dalam 2 wadah atau tempat. Yang satu ada di dalam gelas kristal, dan yang satunya lagi ada dalam batok kelapa.
Bila kita lihat, isinya tetap sama bahwa itu susu. Tidak mungkin jadi kopi, teh, atau yang lainnya. Ketika kita nikmati, rasanya juga sama. Ya, rasa susu. Tidak mungkin rasa minuman lain. Tapi begitu kita banting keduanya, perhatikan, wadah mana yang akan hancur?
Jadi pilihlah wanita yang tahan banting. Kecantikan, kemewahan, dan lainnya hanyalah penunjang. Jangan dijadikan patokan akan hidup bahagia dalam pernikahan.
"Takutlah kepada Allah dalam urusan wanita. Sesungguhnya kamu ambil dgn kepercayaan Alloh dan kamu halalkan mereka dengan kalimat Allah." (HR. Bukhari)

Hanya itulah yang bisa saya sampaikan.
Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan. Karena segala kebenaran hanya milik Alloh semata.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Cat. : Tentang ini telah dipostingkan di twitter @m_iping

Tidak ada komentar:

Posting Komentar